Selasa, 30 Maret 2010

kkpi ujian

KPK Geledah Rumah Pengacara Abner

Jakarta, CyberNews. Setelah menetapkan pengacara Abner Sirait sebagai tersangka kasus penyuapan, kemarin siang, sejak dini hari tadi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menurunkan tim untuk menggeledah rumah pengacara tersebut.

Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, kepada wartawan mengatakan, saat ini tim masih terus bekerja. Sejak malam tadi, tim penyidk KPK menggeledah sejumlah lokasi di Jakarta. Penggeledahan pertama dilakukan di kantor Ibrahim di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Jakarta. Penggeledahan dilakukan sekitar pukul 22.30, Rabu 30 Maret 2010.

Setelah menggeledah kantor Ibrahim, penyidik langsung meluncur ke kantor pengacara Abner Sirait di daerah Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih.

Tak hanya menggeledah kantor Abner, penyidik juga menggeledah rumah Abner di komplek Billy Moon Blok Bl-5 no 9, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Saat melakukan penggeledahan, penyidik KPK tidak membawa Ibrahim, karena dia sedang dirawat di RS Mitra Internasional, Jakarta timur karena mengidap gagal ginjal dan komplikasi. Namun, penyidik membawa Abner saat menggeledah kantor dan rumahnya.

Ibrahim dan Abner ditangkap di pinggir sungai di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dari tangan kedua tersangka, KPK menyita uang Rp 300 juta yang dibungkus dalam amplop coklat dan plastik hitam.

Uang tersebut pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu yang diikat dalam satuan Rp 5 juta dan Rp 10 juta. Saat menjalani pemeriksaan yang bersangkutan meminta izin kepada penyidik untuk menjalani cuci darah di RS Mitra Internasional.

( vvn / CN12 )

Powered by Telkomsel Blackberry


Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

Bookmark and Share


Baca Juga

Senin, 01 Maret 2010

dasr elektronika

Teori Atom dan Molekul
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 1
1) Peserta diklat mampu memahami dan menjelaskan struktur
atom semikonduktor.
2) Peserta diklat mampu memahami dan menjelaskan
semikonduktor tipe N dan tipe P.
b. Uraian Materi 1
Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED,
Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian
terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor.
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya
terletak antara sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat
kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah
oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnit, tetapi
pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitive.
Elemen terkecil dari suatu bahan yang masih memiliki sifat-sifat
kimia dan fisika yang sama adalah atom. Suatu atom terdiri
atas tiga partikel dasar, yaitu: neutron, proton, dan elektron.
Dalam struktur atom, proton dan neutron membentuk inti atom
yang bermuatan positip, sedangkan elektron-elektron yang
bermuatan negatip mengelilingi inti. Elektron-elektron ini
tersusun berlapis-lapis. Struktur atom dengan model Bohr dari
bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah
silikon dan germanium.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 atom silikon mempunyai
elektron yang mengorbit (mengelilingi inti) sebanyak 14 dan
8
atom germanium mempunyai 32 elektron. Pada atom yang
seimbang (netral) jumlah elektron dalam orbit sama dengan
jumlah proton dalam inti. Muatan listrik sebuah elektron
adalah: - 1.602-19 C dan muatan sebuah proton adalah: +
1.602-19 C.
Elektron yang menempati lapisan terluar disebut sebagai
elektron valensi. Atom silikon dan germanium masing
mempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom
silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom
tetra-valent (bervalensi empat). Empat elektron valensi
tersebut terikat dalam struktur kisi-kisi, sehingga setiap
elektron valensi akan membentuk ikatan kovalen dengan
elektron valensi dari atom-atom yang bersebelahan. Struktur
kisi-kisi kristal silikon murni dapat digambarkan secara dua
dimensi pada Gambar 2 guna memudahkan pembahasan.
Gambar 1. Struktur Atom (a) Silikon; (b) Germanium
Gambar 1. Struktur Atom (a) Silikon; (b) Germanium
9
Meskipun terikat dengan kuat dalam struktur kristal, namun
bisa saja elektron valensi tersebut keluar dari ikatan kovalen
menuju daerah konduksi apabila diberikan energi panas. Bila
energi panas tersebut cukup kuat untuk memisahkan elektron
dari ikatan kovalen maka elektron tersebut menjadi bebas atau
disebut dengan elektron bebas. Pada suhu ruang terdapat
kurang lebih 1.5 x 1010 elektron bebas dalam 1 cm3 bahan
silikon murni (intrinsik) dan 2.5 x 1013 elektron bebas pada
germanium. Semakin besar energi panas yang diberikan
semakin banyak jumlah elektron bebas yang keluar dari ikatan
kovalen, dengan kata lain konduktivitas bahan meningkat.
Semikonduktor Tipe N
Apabila bahan semikonduktor intrinsik (murni) diberi (didoping)
dengan bahan bervalensi lain maka diperoleh semikonduktor
ekstrinsik. Pada bahan semikonduktor intrinsik, jumlah
elektron bebas dan holenya adalah sama. Konduktivitas
Si
Si
Si Si Si
Si Si
Si Si
elektron
valensi
ikatan
kovalen
Gambar 2. Struktur Kristal Silikon dengan Ikatan Kovalen
10
semikonduktor intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya
jumlah pembawa muatan yakni hole maupun elektron bebas
tersebut.
Jika bahan silikon didoping dengan bahan ketidak murnian
(impuritas) bervalensi lima (penta-valens), maka diperoleh
semikonduktor tipe n. Bahan dopan yang bervalensi lima ini
misalnya antimoni, arsenik, dan pospor. Struktur kisi-kisi
kristal bahan silikon type n dapat dilihat pada Gambar 3.
Karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat
elektron valensi mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan
atom silikon sedangkan elektron valensi yang kelima tidak
mendapatkan pasangan. Oleh karena itu ikatan elektron kelima
ini dengan inti menjadi lemah dan mudah menjadi elektron
bebas. Karena setiap atom depan ini menyumbang sebuah
elektron, maka atom yang bervalensi lima disebut dengan atom
Gambar 3. Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe N
Si
Si
Si Si Si
Si Si
Si Sb
atom
antimoni
(Sb)
elektron
valensi
kelima
11
donor. Dan elektron “bebas” sumbangan dari atom dopan
inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya.
Meskipun bahan silikon type n ini mengandung elektron bebas
(pembawa mayoritas) cukup banyak, namun secara keseluruhan
kristal ini tetap netral karena jumlah muatan positip pada inti
atom masih sama dengan jumlah keseluruhan elektronnya.
Pada bahan type n disamping jumlah elektron bebasnya
(pembawa mayoritas) meningkat, ternyata jumlah holenya
(pembawa minoritas) menurun. Hal ini disebabkan karena
dengan bertambahnya jumlah elektron bebas, maka kecepatan
hole dan elektron ber-rekombinasi (bergabungnya kembali
elektron dengan hole) semakin meningkat. Sehingga jumlah
holenya menurun.
Level energi dari elektron bebas sumbangan atom donor dapat
digambarkan seperti pada Gambar 4. Jarak antara pita
konduksi dengan level energi donor sangat kecil yaitu 0.05 eV
untuk silikon dan 0.01 eV untuk germanium. Oleh karena itu
pada suhu ruang saja, maka semua elektron donor sudah bisa
mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.
pita valensi
pita konduksi
Eg = 0.67eV (Ge); 1.1eV (Si)
level energi donor
energi
0.01eV (Ge); 0.05eV (Si)
Gambar 4. Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe N
12
Bahan semikonduktor tipe n dapat dilukiskan seperti pada Gambar
5. Karena atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron
valensinya (yakni menjadi elektron bebas), maka menjadi ion yang
bermuatan positip. Sehingga digambarkan dengan tanda positip.
Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa mayoritas. Dan
pembawa minoritasnya berupa hole.
Semikonduktor Tipe P
Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan
bahan impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan
diperoleh semikonduktor type p. Bahan dopan yang bervalensi
tiga tersebut misalnya boron, galium, dan indium. Struktur kisikisi
kristal semikonduktor (silikon) type p adalah seperti Gambar 6.
Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi, dalam
Gambar 6 adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan kovalen
yang bisa dipenuhi. Sedangkan tempat yang seharusnya
membentuk ikatan kovalen keempat menjadi kosong (membentuk
hole) dan bisa ditempati oleh elektron valensi lain. Dengan
demikian sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan
sebuah hole. Atom bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom
akseptor, karena atom ini siap untuk menerima elektron.
Gambar 5. Bahan Semikonduktor Tipe N
+ +
+
+
+
+ + +
pembawa minoritas
ion donor pembawa mayoritas
13
Seperti halnya pada semikonduktor type n, secara keseluruhan
kristal semikonduktor type n ini adalah netral. Karena jumlah hole
dan elektronnya sama. Pada bahan type p, hole merupakan
pembawa muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom
dopan akan meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan.
Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.
Level energi dari hole akseptor dapat dilihat pada Gambar 7. Jarak
antara level energi akseptor dengan pita valensi sangat kecil yaitu
sekitar 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon.
Dengan demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat kecil bagi
elektron valensi untuk menempati hole di level energi akseptor.
Oleh karena itu pada suhur ruang banyak sekali jumlah hole di pita
valensi yang merupakan pembawa muatan.
Gambar 6. Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe P
Si
Si
Si Si Si
Si Si
Si B
atom
Boron (B)
hole
14
Bahan semikonduktor type p dapat dilukiskan seperti pada Gambar
8. Karena atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka
menjadi ion yang bermuatan negatip. Sehingga digambarkan
dengan tanda negatip. Pembawa mayoritas berupa hole dan
pembawa minoritasnya berupa elektron.
Gambar 8. Bahan Semikonduktor Tipe P
- -
-
-
-
- - -
pembawa minoritas
pembawa mayoritas
ion akseptor
Gambar 7. Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe P
pita valensi
pita konduksi
Eg = 0.67eV (Ge); 1.1eV (Si)
level energi akseptor
energi
0.01eV (Ge); 0.05eV (Si)
15
c. Rangkuman 1
ü Suatu atom terdiri atas tiga partikel dasar, yaitu: neutron,
proton, dan elektron. Pada atom yang seimbang (netral)
jumlah elektron dalam orbit sama dengan jumlah proton
dalam inti.
ü Muatan listrik sebuah elektron adalah: - 1.602-19 C dan
muatan sebuah proton adalah: + 1.602-19 C.
ü Bahan silikon yang didoping dengan bahan ketidak murnian
(impuritas) bervalensi lima (penta-valens) menghasilkan
semikonduktor tipe n. Apabila bahan semikonduktor murni
(intrinsik) didoping dengan bahan impuritas (ketidakmurnian)
bervalensi tiga, maka diperoleh semikonduktor
type p
d. Tugas 1
Carilah unsur-unsur kimia yang termasuk ke dalam kategori
semikonduktor ! (Cari dalam tabel periodik unsur-unsur kimia)
e. Tes formatif 1
1) Jelaskan pengertian dari bahan semikonduktor!
2) Apa arti dari elektron valensi?
3) Apa yang dimaksud dengan semikonduktor intrinsik?
4) Sebutkan beberapa contoh semikonduktor bervalensi tiga!
16
f. Kunci jawaban 1
1) Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya
terletak antara sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat
kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah
oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnit,
tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat
sensitif.
2) Elektron valensi adalah jumlah elektron yang menempati
orbit terluar dari struktur atom suatu bahan.
3) Semikonduktor intrinsik adalah bahan semikonduktor murni
(belum diberi campuran/pengotoran) dimana jumlah
elektron bebas dan holenya adalah sama. Konduktivitas
semikonduktor intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya
jumlah pembawa muatan hole maupun elektron bebas.
4) Bahan semikonduktor yang bervalensi tiga misalnya boron,
galium, dan indium.
2. Kegiatan Belajar 2 :
Komponen Pasif
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 2
1) Peserta diklat memahami jenis-jenis resistor dengan benar.
2) Peserta diklat menguasai tentang kode warna dan angka resistor
dengan benar.
3) Peserta diklat memahami kode warna pada kapasitor dengan
benar.
4) Peserta diklat menjelaskan kode angka dan huruf kapasitor
dengan benar.
5) Peserta diklat menghitung induktor dengan benar.
17
b. Uraian materi 2
Yang termasuk komponen pasif adalah resistor, kapasitor,
induktor.
Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan,
berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewatinya.
Satuan harga resistor adalah Ohm. ( 1 MW (mega ohm) = 1000
KW (kilo ohm) = 106 W (ohm)).
Resistor terbagi menjadi dua macam, yaitu :
ü Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif
tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan
logam. Nilainya hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan
panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon
tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral.
Gambar simbol dan bentuk resistor tetap dapat dilihat pada
gambar 8.
atau
Gambar 9. (a) Resistor tetap; (b) Simbol resistor tetap
(a)
(b)
18
􀆔 Resistor variabel atau potensiometer, yaitu resistor
yang besarnya hambatan dapat diubah-ubah. Yang
termasuk kedalam potensiometer ini antara lain :
Resistor KSN (koefisien suhu negatif), Resistor LDR
(light dependent resistor) dan Resistor VDR (Voltage
Dependent Resistor). Gambar simbol dan bentuk
resistor variabel dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. (a) Resistor Variabel / Potensiometer;
(b) Simbol resistor variabel/potensiometer
Menentukan Kode Warna pada Resistor
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan
toleransinya. Semakin kecil harga toleransi suatu resistor
adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga
yang tertera ± harga toleransinya.
Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5
gelang warna seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
(b)
(a)
19
Gambar 11. Resistor dengan 4 Gelang dan 5 Gelang Warna.
Tabel 1. Kode Warna pada Resistor 4 Gelang
Warna
Gelang 1
(Angka
pertama)
Gelang 2
(Angka
kedua)
Gelang 3
(Faktor
pengali)
Gelang 4
(Toleransi
/%)
Hitam - 0 1 -
Coklat 1 1 10 1
Merah 2 2 102 2
Oranye 3 3 103 3
Kuning 4 4 104 4
Hijau 5 5 105 5
Biru 6 6 106 6
Ungu 7 7 107 7
Abuabu
8 8 108 8
Putih 9 9 109 9
Emas - - 10-1 5
Perak - - 10-2 10
Tanpa
warna - - 10-3 20
Contoh :
Sebuah resistor dengan 4 gelang. Gelang pertama cokelat,
gelang kedua cokelat, gelang ketiga orange dan gelang
keempat emas. Tentukan nilai tahanan resistor !
Nilai Resistor tersebut :
Gelang 1 (cokelat) =1; Gelang 2(cokelat)=0; Gelang
3(orange)= 103 ; Gelang 4 (emas) = 5 %
20
Sehingga nilai tahanan resistor adalah 10 x 103 W ± 5 %
atau 10 K W dengan toleransi 5 %
Kode Huruf Resistor
Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya
adalah resistor lilitan kawat yang diselubungi dengan
keramik/porselin, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 12. Resistor dengan Kode Angka dan Huruf
Arti kode angka dan huruf pada resistor dengan kode 5 W 22 R
J adalah sebagai berikut :
5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt
22 R berarti besarnya resistansi 22 W
Dengan besarnya toleransi 5%
21
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah suatu komponen listrik yang
dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kapasitor diukur
dalam F (Farad) = 10-6 mF (mikro Farad) = 10-9 nF (nano Farad)
= 10-12 pF (piko Farad). Kapasitor elektrolit mempunyai dua
kutub positif dan kutub negatif (bipolar), sedangkan kapasitor
kering misal kapasitor mika, kapasitor kertas tidak
membedakan kutub positif dan kutub negatif (non polar).
Bentuk dan simbol kapasitor dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 13. (a) Kapasitor; (b) Simbol kapasitor
􀂱 + (b)
(a)
22
Gambar 14. Kode Warna pada Kapasitor
Arti kode angka dan huruf pada kapasitor dapat dilihat pada
tabel 2 di bawah .
Tabel 2. Kode Warna pada Kapasitor
Warna Gelang 1
(Angka)
Gelang 2
(Angka)
Gelang 3
(Pengali)
Gelang 4
(Toleransi
)
Gelang 5
(Tegangan
Kerja)
Hitam - 0 1 - - -
Coklat 1 1 10 1 - -
Merah 2 2 102 2 250
V 160 V
Jingga 3 3 103 3 - -
Kuning 4 4 104 4 400
V 200 V
Hijau 5 5 105 5 - -
Biru 6 6 106 6 630
V 220 V
Ungu 7 7 107 7 - -
Abu-abu 8 8 108 8 - -
Putih 9 9 109 9 - -
23
Tabel 3. Kode Angka dan Huruf pada Kapasitor
Kode angka Gelang 1
(Angka
pertama)
Gelang 2
(Angka
kedua)
Gelang 3
(Faktor
pengali)
Kode huruf
(Toleransi
%)
0 - 0 1 B
1 1 1 10 C
2 2 2 102 D
3 3 3 103 F = 1
4 4 4 104 G = 2
5 5 5 105 H = 3
6 6 6 106 J = 5
7 7 7 107 K = 10
8 8 8 108 M = 20
9 9 9 109
Contoh : - kode kapasitor = 562 J 100 V artinya : besarnya
kapasitas = 56 x 102 pF = 5600 pF; besarnya toleransi = 5%;
kemampuan tegangan kerja = 100 Volt.
24
Induktor
Induktor adalah komponen listrik yang digunakan sebagai
beban induktif. Simbol induktor seperti pada gambar di bawah
ini :
Gambar 15. (a) Induktor ; (b) Simbol Induktor
Kapasitas induktor dinyatakan dalam satuan H (Henry) =
1000mH (mili Henry). Kapasitas induktor diberi lambang L,
sedangkan reaktansi induktif diberi lambang XL.
XL = 2 p . f . L (ohm). ……………........................ (1)
dimana : XL = reaktansi induktif (W)
p = 3,14
f = frekuensi (Hz)
L = kapasitas induktor (Henry)
Pada induktor terdapat unsur resistansi (R) dan induktif (XL)
jika digunakan sebagai beban sumber tegangan AC. Jika
digunakan sebagai beban sumber tegangan DC, maka hanya
(a)
(b)
25
terdapat unsur R saja. Dalam sumber tegangan AC berlaku
rumus :
Z = V / I ...……………......... (2)
Z2 = R2 + XL
2
XL
2 = Z2 – R2
XL = ………........ ( 3 )
Dimana :
Z = Impedansi (W) R = Tahanan (W)
V = Tegangan AC (Volt) XL = Reaktansi induktif (W)
I = Arus (Ampere)
Dari persamaan (2) jika sumber tegangan AC (V) dan arus
(I) diketahui, maka Z dapat dihitung. Dari persamaan (3),
jika R diketahui, maka XL dapat dihitung. Dari persamaan
(1) jika f diketahui, maka L dapat dihitung.
c. Rangkuman 2
ü Resistor, Kapasitor dan Induktor termasuk ke dalam
komponen pasif.
ü Nilai resistor dan kapasitor dapat diketahui dengan melihat
kode warna dan angka yang terdapat pada resistor dan
kapasitor.
ü Induktor memiliki unsur resistansi dan induktansi jika
digunakan sebagai beban dalam sumber tegangan AC,
sedangkan bila digunakan sebagai beban pada sumber
tegangan DC hanya akan menghasilkan unsur resistansi.
2
L
Z = R2 +X
Z2 -R2
26
d. Tugas 2
1) Sebutkan kisaran kuat terkecil sampai terbesar resistor yang
ada !
2) Sebutkan tipe kapasitor dan bahan pembuat kapasitor !
3) Sebutkan contoh-contoh penggunaan induktor !
e. Tes formatif 2
1) Jelaskan apa yang dimaksud :
a. Resistor
b. Kapasitor
c. Induktor
2) Apa arti kode 82 k W 5% 9132 W pada resistor ?
3) Apa arti kode 5 W 22 R J pada resistor ?
4) Apakah arti kode warna pada kapasitor berikut Coklat;
hitam; jingga; putih; merah
5) Apa arti kode pada kapasitor : 562 J 100 V?
6) Suatu induktor diberi sumber tegangan AC 100 Volt, arus
yang mengalir 1 Ampere, jika diukur dengan Ohmmeter,
induktor tersebut berharga 99 W. Jika frekuensi sumber 50
Hz, berapakah kapasitas induktansi L ?
27
f. Kunci jawaban 2
1). a). Resistor adalah suatu komponen listrik yang berguna
untuk menghambat arus listrik.
b). Kapasitor adalah suatu komponen listrik
2). 82 k W 5% 9132 W artinya besarnya resistansi = 82 k W;
besarnya toleransi = 5%; nomor serinya = 9132 W.
3). 5 W 22 R J artinya besarnya kemampuan = 5 watt;
besarnya resistansi = 22 W; besarnya toleransi = 5%.
4). Coklat = 1; hitam = 0; jingga = 103; putih = toleransi 10
%; merah = tegangan kerja 250 V untuk DC dan 160 V
untuk AC
5). Besarnya kapasitas = 5600 pF, toleransi 5 %, tegangan
kerja 100volt.
6). Diketahui : V = 100 Volt
I = 1 A
R = 99 W
f = 50 Hz
Z =V / I = 100 / 1 W = 100 W
XL = = = 14,1 W
XL = 2 . p . f . L
L = XL / 2 . p . f
= (14,1 / 2 . 3,14 . 50) . 100 mH
= 44,9 mH
Z2 -R2 1002 -992
28
g. Lembar Kerja 2

motor listrik

Berdasarkan karakteristik dari arus listrik yang mengalir, motor AC (Alternating Current, Arus Bolak-balik) terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Motor listrik AC / arus bolak-balik 1 fasa
2. Motor listrik AC / arus bolak-balik 3 fasa

Pembahasan dalam artikel kali ini di titik beratkan pada motor listrik AC 1 fasa, yang terdiri dari:
• Motor Kapasitor
• Motor Shaded Pole
• Motor Universal

Sebelumnya akan lebih baik jika anda membaca artikel mengenai motor listrik di sini

Prinsip kerja Motor AC Satu Fasa

Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.


Gambar 1. Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan magnet Bantu Motor Satu fasa

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.

Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.


Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama


Gambar 3. Medan magnet pada Stator Motor satu fasa


Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya.

Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.


Gambar 4. Rotor sangkar

Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.

Motor Kapasitor

Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga.


Gambar 5. Motor kapasitor

Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2 Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°.
Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar6):
• Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan terminal.
• Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung kan ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.


Gambar 6. Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran.

Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan dengan jala-jala L1 dan Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 7.

Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu CA.


Gambar 7. Pengawatan dengan Dua Kapasitor

Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya kondensator kerja CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis, lihat gambar 8.


Gambar 8. Karakteristik Torsi Motor kapasitor

MotorShaded Pole

Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin, blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa.

Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transfor mator. Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang dua buah bearing.


Gambar 9. motor shaded pole, Motor fasa terbelah.

Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan di tengah-tengah stator, lihat gambar 10.


Gambar 10. Penampang motor shaded pole.

Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole. Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil.

Motor Universal

Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit, motor bor tangan. Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas sikat arang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan, daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor universal dipakai untuk peralatan rumah tangga.


Gambar 11. komutator pada motor universal.

Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki dua belas alur belitan dan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri antara belitan stator dengan belitan rotornya. Motor universal memiliki kecepatan tinggi sekitar 3000 rpm.


Gambar 12. stator dan rotor motor universal

Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.

Semoga bermanfaat.

plc

PENGANTAR PLC

Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang umum. Sistem prengontrolan dengan elektromekanik yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas / terbakar atau karena hubung singkat, membutuhkan biaya yang besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari dipertlukan modifikasi.

Dengan menggunakan PLC hal-hal ini dapat diatasii, karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti semua instrumen yang ada.


KONSEP PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (PLC)

Konsep dari PLC sesuai dengan namanya adsalah sebagai berikut :

Programmable : menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan mudah diubah-ubah sesuai program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat.

Logic : menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmetik (ALU), yaitu melakukjan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi dan negasi.

Controller : menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.


FUNGSI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (PLC)

Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.

Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :

  1. Kontrol Sekensial

PLC memroses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

  1. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

BAHASA PEMOGRAMAN

Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung dari sudut pandang kita sebagai user / pemogram. Pada umumnya terdapat 2 bahasa pemograman sederhana dari PLC , yaitu pemograman diagram ladder dan bahasa instruction list. (mnemonic code).Diagram Ladder adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.


LADDER DIAGRAM

Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua buah garis vertical dimana garis vertical sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya.

Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang secara umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan pada layar dengan elemen-elemen seperti normally open contact, normally closed contact, timer, counter, sequencer dll ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial.

Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line (garis tangga). Peraturan secara umum di dalam menggambarkan program ladder diagram adalah :

  • Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan

  • Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.

  • Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output coil

  • Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.






Dengan diagram ladder, gambar diatas direpresantisak menjadi

Gambar 1. Diagram Ladder

Diantar dua garis ini dipasang kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari switch, sensor atau output. Satu baris dari diagram disebut dengan satu rung. Input menggunakan symbol [ ] (kontak normally open) dan [/] (kontak normally close). Output mempunyai symbol ( ) yang terletak paling kanan.


2. Prinsip-prinsip Ladder Diagram PLC

Untuk memperlihatkan hubungan antara satu rangkaian fisik dengan ladder diagram yang mempresentasikannya, lihatlah rangkaian motor listrik pada gambar dibawah ini.

Motor dihubungkan ke sumber daya melalui 3 saklar yang dirangkai secara seri ditambah saklar over load sebagai pengaman. Motor akan menyala bila seluruh saklar dalam kondisi menutup.

Gambar 2. rangkaian start – stop motor



Kesimpulan :

  • Ladder diagram tersusun dari dua garis vertical yang mewakili rel daya

  • Diantara garis vertikal tersebut disusun garis horizontal yang disebut rung (anak tangga) yang berfungsi untukmenempatkan komponen kontrol sistem.


3. Praktek memori Circuit (Latch)

Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali dibutuhkan dalam kontrol logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci (latching) dengan menggunakan kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga walaupun input sudah berubah, kondisi output tetap.

Gambar 3. Latching Circuit


OPERASI LOGIKA P L C

I. TUJUAN :

  • Mampu memahami dasar-dasar unit rancang bangun PLC

  • Mampu memasukan dan menjalankan program dasar di PLC

  • Mampu membuat program atu diagram ladder dari suatu masalah sederhana

II. PRAKTEK :

      1. PRAKTEK INPUT / OUTPUT

Setelah melakukan praktek ini , peserta diharapkan mampu :

  • Menjadikan PLC sebagai pengontrol terhadap suatu kondisi input tertentu.

Program :

  • Lampu 1 akan menyala bila saklar 1 ON dan mati bila OFF

  • Lampu 2 akan menyala bila saklar 2 OFF dan mati bila ON

  • Lampu dan saklar diandaikan suatu kondisi dalam suatu proses dalam mesin.

Gambar 4. Kontak lampu on –off


      1. OPERASI LOGIKA

B.1. OR

      1. Rangkaian disusun seperti pada gambar

      2. terminal output dihubungkan ke modul I/O train (input ke output)

      3. PLC dihidupkan lalu operasi + OFFLINE MODE dipilih

      4. Buatlah program untuk diagram ladder di bawah ini :



Gambar 5. Operasi Logika – OR


5. Kemudian jalankan program untuk diagram ladder di bawah ini :





Tabel 1. Tabel logika

No

Input



Output





X2

X1

X0

OR

AND

NOR

NAND

1

Off

Off

Off





2

Off

Off

On





3

Off

On

Off





4

Off

On

On





5

On

Off

Off





6

On

Off

On





7

On

On

Off





8

On

On

On





B.2. AND

6. Buatlah program untuk diagram ladder di bawah ini :

Gambar 6. Operasi Logika – AND


7. Jalankan program tersebut, lalu isi dan lengkapi tabel 1



B.3. NOR

8. Buatlah program yang sesuai untuk diagram ladder dibawah ini :


Gambar 7. Operasi Logika – AND

9. Kemudian jalankan program tersebut lalu isi dan lengkapi tabel 1.

B.4. EXOR

10. Buatlah program yang sesuai untuk diagram ladder dibawah ini

Gambar 8. Operasi Logika – EXOR


11. Kemudian jalankan program tersebut lalu isi dan lengkapi tabel 2


B.5. EXNOR

12. Buatlah program yang sesuai untuk diagram ladder di bawah ini

Gambar 9. Operasi Logika – EXNOR

13. Kemudian jalankan program tersebut lalu isi dan lengkapi tabel 2







Tabel 2. Tabel kebenaran lanjutan


No

Input


Output



X2

X1

EXOR

EXNOR

1

Off

Off



2

Off

On



3

On

Off



4

On

On




TIMER

Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval waktu yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting (preset value). Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat pulsa clock. Untuk pulsa clock sudah disediakan oleh pembuat PLC. Besarnya nilai pulsa clock pada setiap timer tergantung pada nomor timer yang digunakan. Saat input timer ON maka timer mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai preset value maka akan mengaktifkan Outputyang telah ditentukan.


COUNTER

Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal sedangkan counter mencacah pulsa dari luar.

komponen pengendali listrik

- Motor Starter

Kontrol
-
Manual : digunakan bila motor starter dioperasikan secara manual ( on, off, dilakukan langsung pada starter tersebut )
- Otomatis : digunakan bila diperlukan on, off dapat dilakukan dari tempat lain ( remote kontrol ) dan biasanya motor starter dipasang terpisah dengan panel kontrolnya ( operation panel ).
Asosiasi
- 1 Komponen : fungsi kontrol, proteksi hubung singkat, proteksi beban lebih dan isolasi menjadi satu komponen ( integrated ).
- 2 Komponen : fungsi kontrol dilakukan dengan kontaktor dan fungsi lain dilakukan dengan GV motor circuit breaker.
- 3 Komponen : Fungsi kontrol dilakukan dengan kontaktor, dan fungsi proteksi beban lebih dilakukan dengan relay pengaman beban lebih, sedangkan fungsi proteksi hubung singkat dan isolasi dengan GV motor circuit breaker atau pemutus tenaga tipe MA.

- Kontaktor

Kontaktor ini dirancang menggunakan sistem variabel komposisi sehingga memungkinkan untuk mendapatkan suatu sistem kontrol yang fleksibel untuk berbagai sistem/fungsi kontrol, karena pada kontaktor tersebut tersedia berbagai macam perlengkapan yang dapat dipasang langsung pada kontaktor dengan sistem clip on yang terdiri antara lain :
- Pengaman beban lebih
- Modul masukan
- Modul kontrol "auto-man-off"
- Modul tunda waktu on/off
- Modul interface
- Modul Supressor koil
- Lengkapan untuk dipasang di samping kontaktor.
- Blok kontak bantu tambahan
- Interlock mekanis dan elektris
- Lengkapan untuk dipasang di depan kontaktor
- Tunda waktu pneumatis on/off
- Latch blok mekanis
- Kontak bantu tambahan

Dengan sistem tersebut bisa didapatkan banyak keuntungan antara lain :
- Hemat ruangan ( panel )
- Hemat waktu ( pemasangan, pemeliharaan, dll )
- Hemat sediaan ( satu jenis kontaktor yang sama untuk berbagai macam kontaktor )

Dalam pemilihan kontaktor yang perlu diperhatikan :
- Jenis beban
- Kapasitas beban
- frekuensi on-off
- starting dengan waktu yang panjang dan lonjakan arus yang tinggi.
Untuk arus start yang tinggi dan sering on-off sebaiknya digunakan rating kontaktor long life atau high performance sehingga didapatkan kontaktor yang berfungsi dengan baik.

- Relay Thermis Beban Lebih ( Thermal Overload Relay )

Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal (LR2-K & LR-D) maupun yang menggunakan system elektronik tanpa supply terpisah (LR9-F) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilang fasa yang bekerja dengan sistem differensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa) apabila dibutuhkan proteksi yang segera (Instantaneous) harus ditambahkan peralatan khusus untuk proteksi hilang fasa misalnya RM4, RCP,….).

Pengaman beban lebih ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel.

Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi kontrolnya,tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya).

Pemilihan jenis pengaman beban lebih ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus nominal motor pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu pengaman beban lebih akan trip pada 7.2 Ir dalam waktu 4 detik <>- Circuit Breaker Untuk Motor

Kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian pengaman motor
Karena adanya perbedaan karakteristik dari beban pada saat dijalankan “on” antara beban distribusi dan motor maka dibutuhkan jenis pengaman yang berbeda untuk masing-masing beban.

Sering terjadi pemutusan tenaga distribusi (distribution circuit breaker) digunakan untuk pengaman motor, sehingga sering terjadi masalah pada saat motor dijalankan walaupun digunakan pemutus tenaga distribusi dengan nilai kurva magnetis yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini biasanya dilakukan menaikkan kapasitas dari “breaker”nya (menggeser kurva trip ke kanan) dan memasang pengaman beban lebih terpisah untuk menghindari arus start motor menyentuh kurva jatuh (trip) dari pemutus tenaga distribusi tersebut.

Hal ini akan menimbulkan masalah yang lain yaitu komponen-komponen lain (selain pemutus tenaga) mempunyai kapasitas “thermal stress limit” dan “breaking capacity” yang relatif kecil dibandingkan dengan kapasitas pemutus tenaganya sehigga tidak terlindung apabila terjadi hubungan singkat (kurvanya berada disebelah kiri kurva jatuh pemutus tenaganya). Dalam kondisi seperti ini, apabila terjadi hubungan singkat komponen yang lain akan rusak/berubah karakteristiknya terlebih dahulu sebelum pemutusan tenaga tersebut jatuh.

Perubahan karakteristik pada pengaman beban lebih akan menyebabkan peralatan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga bisa menyebabkan motor terbakar pada saat terjadi arus beban lebih. Untuk mengatasi masalah tersebut gunakan “GV Motor Circuit BREAKER”.

Motor kontrol dan proteksi
Dengan menggunakan jenis breaker yang benar (GV) akan didapatkan proteksi yang baik terhadap manusia dan instalasi sesuai dengan IEC 947. Untuk meningkatkan unit kerja dari GV2 yang telah dikenal pada saat ini dipasarkan jenis GV sebagai berikut :

GV2 – P: Thermal Magnetic motor circuit breaker.
* kapasitas pemutusan 50 kA – 100 kA
* rotary handle operator
* posisi handle on – off – tripposisi handle on – off – trip

GV2 – L: Magnetic motor circuit breaker.
* kapasitas pemutusan 50 kA – 100 kA
* rotary handle operator
* posisi handle on – off – trip

Jenis Thermal Magnetic (GV2-ME, GV2-P, GV3-ME, GV7-R).
Dipasang pada masing-masing motor sedangkan jenis magnetic (GV2L) digunakan untuk proteksi dengan aplikasi khusus misalnya :
- Kelas Trip 20
- Proteksi Group

- D.O.L Motor Starter

TeSys Model U adalah D.O.L Starter (Total Coordination) dengan performance memenuhi fungsi sebagai berikut :

Proteksi dan Kontrol untuk motor 1 fasa dan 3 fasa :
- Fungsi pengereman
- Proteksi beban lebih dan hubung singkat
- Proteksi Thermal Overload
- Power Switching

Kontrol dan aplikasi dari :
- Alarm proteksi
- Monitoring aplikasi (Running Time, Jumlah Gangguan dan Nilai Arus Motor)
- Data Logs (Menyimpan 5 Data Gangguan terakhir bersama-sama dengan nilai parameter motor)

Komponen dasar dari starter
Starter secara umum terdiri dari Power Base dan Control Unit

- Power Base
Sudah terintegrasi dengan fungsi "Breaking" dan mempunyai kapasitas pemutusan 50 kA pada 400 Volt, merupakan total Coordination ( yang menjamin kesinambungan pelayanan ) dan fungsi switching.
Ada dua jenis rating yang tersedia, yaitu 0-12 A dan o-32 A.
Tersedia non-reversing ( LUB ) dan reversing ( LU2B )

- Control Unit
Control unit harus dipilih sesuai dengan tegangan kontrol, daya motor yang akan diproteksi dan tipe proteksi yang diperlukan.

* Standard Control Unit (LUCA)
Cukup untuk proteksi dasar yang diperlukan motor seperti beban lebih dan hubung singkat.
* Advanced Control Unit (LUCB, LUCC, LUCD)
Mempunyai fungsi tambahan seperti alarm, nilai arus motor dan pembedaan jenis gangguan.
* Multifunction Control Unit (LUCM)
Sesuai untuk proteksi dan kontrol yang lebih canggih seperti :
- Proteksi terhadap beban lebih dan hubung singkat
- Proteksi terhadap gangguan fasa dan fasa tidak seimbang
- Reset parameter secara manual atau secara otomatis
- Alarm untuk fungsi proteksi
- Fungsi Log
- Pembedaan gangguan
- Over torque dan no load running

kontaktor

Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.

Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
kontaktor.jpg

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

kontaktor

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

Karakteristik

Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

Aplikasi

Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
a.Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
b.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
d.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.
e.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f.Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.
g.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic

listrik dinamis

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

Hukum Ohm

Gambar:ohm1.jpg

Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.
Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara matematis dapat ditulis:

Gambar:ohm.jpg

Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 Ω jika tegangan 1 V di antara kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor itu. Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti gambar di samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa kemiringan garis merupakan hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat) oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada sumbu horizontal (absis). Berdasarkan grafik, kemiringan garis adalah α = V/T Kemiringan ini tidak lain adalah nilai hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin besar. Artinya, jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin sulit dilewati arus listrik. Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada rangkaian yang
rumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya, ohmmeter dipasang hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter.

Hambatan Kawat Penghantar

Berdasarkan percobaan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat penghantar 1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis :


Gambar:kawat.jpg

Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.

Gambar:hambatan.jpg

Hukum Kirchoff

Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan arus listrik.

Gambar:hkirchoff.jpg

Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchhoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchhoff.

Maka diperoleh persamaan :
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I masuk = I keluar

Rangkaian Hambatan

  • Rangkaian Seri

Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2.
Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam.

  • Rangakaian Paralel

Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka

Gambar:paralel1.jpg

Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian, diperoleh persamaan

Gambar:paralel2.jpg

Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan Gambar:paralel3.jpg

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.